Jumat, 22 Juni 2012

Peringatan Isra’ Mi'raj Momentum untuk Revitalisasi Jamaah Masjid

Kaum muslimin rahimakumullah,

Allah SWT berfirman: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Isra 1).

Kaum muslimin rahimnakumullah,


Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayat hadits bahwa dalam perjalanan tersebut Baginda Rasulullah saw mendapatkan perintah Sholat lima waktu yang nilainya setara dengan sholat lima puluh waktu. Namun sayang hakikat sholat lima waktu yang diperintahkan kepada umat Islam untuk melaksanakannya secara berjamaah itu kini hilang vitalitasnya.  Kehidupan umat centang perenang dalam keadaan lemah di berbagai sektor kehidupan, bahkan di berbagai belahan bumi umat Islam hilang kekuatan bahkan tertindas. Padahal sholat adalah sumber kekuatan spiritual kaum muslimin. Masjid tempat sholat berjamaah, tempat berkumpul, dan tempat bersatunya kaum muslimin, tak ubahnya bagaikan kereta api yang mengangkut penumpang lalu penumpangnya turun berpencaran tanpa kenal dan memperhatikan satu sama lain. Mereka sekedar kerumunan, bukan barisan. Padahal sholat jamaah yang dibangun dengan shaf-shaf yang rapi hakikatnya adalah barisan yang penuh ikatan pikiran dan perasan, bukan sekedar kerumunan sesaat. Oleh karena itu, dalam momentum peringatan peristiwa mukjizat Nabi Muhammad saw. menjemput perintah Sholat dalam peristiwa Isra’ Mi’raj ini, perlu dilakukan upaya revitalisasi jamaah kaum muslimin dalam jamaah sholat mereka di masjid-masjid, sehingga betul-betul menjadi kekuatan riil umat, yang rapi, teratur, dan solid karena saling menguatkan dan mengisi satu sama lain.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Dalam rangka revitalisasi jamaah masjid, perlu disadari bahwa fungsi masjid adalah tempat berkumpul dan bersatunya  kaum muslimin dengan dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Al Quran menerangkan masjid yang lebih layak untuk dijadikan tempat sholat adalah masjid yang dibangun atas dasar taqwa, bukan masjid yang dibangun untuk menghilangkan ketaqwaan kaum muslimin, atau masjid yang didirikan untuk membatasi kaum muslimin hanya berfungsi sebagai tempat beribadah mahdlah, yakni sekedar untuk sholat semata, tak boleh untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan rasul-Nya yang lain yang meliputi seluruh aspek kehidupan, yakni bukan masjid yang dibangun untuk justru mengkerdilkan kekuatan sekaligus membahayakan kaum muslimin. Allah SWT berfirman:

Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.
(QS. At Taubah 108).

Kaum muslimin rahimakumullah,


Untuk itu, kaum muslimin harus merumuskan kembali visi misi mereka membangun masjid, apakah sudah sesuai tuntunan Allah SWT dan Rasul-Nya, ataukah malah sebaliknya. Setelah mantap, kaum muslimin harus membangun kesefahaman untuk senantiasa memakmurkan masjid, mengamalkan firman Allah SWT:

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, memnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. At Taubah 18).

Inilah sumber kekuatan spiritual, yakni umat Islam yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir, sehingga mereka mampu mendirikan sholat dan menunaikan zakat, dan punya sikap independen kepada sesama manusia karena tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah. 

Jamaah yang dibangun selain jamaah kaum muslimin yang mukminin yang disiplin menegakkan sholat berjamaah di masjid, mereka juga menunaikan zakat, artinya mereka adalah para muzakki yang betul-betul istiqomah dalam melaksanakan kewajiban zakat mal dengan berbagai syaratnya. Artinya, para jamaah mushollin ini, adalah orang-orang memiliki sikap kejuangan yang mereka tahu bahwa hidup itu tidak hanya untuk mendapatkan kebaikan dunia, tapi juga kebaikan dan keselamatan di akhirat kelak. Oleh karena itu, segala harta yang mereka peroleh dalam perusahaan mereka, mereka bersihkan dengan membayar zakat. Dan mereka tidak dilupakan oleh perusahaan mereka dari mengingat Allah SWT. Masjid yang dimakmurkan umat yang berusaha sehingga mampu berzakat ini disebutkan dalam firman-Nya:

Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang Telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (QS. An Nuur 36-37).

Kaum muslimin rahimakumullah,

Itulah prinsip yang harus dipegang untuk merevitalisasi jamaah masjid kita.  Kebarokahan dari sholat berjamaah di masjid ini nampak jelas di era Rasulullah saw dan para sahabat yang betul-betul melaksanakan sholat jamaah lima waktu sehingga mereka mampu menegakkan Islam dan berjihad membela dakwah Islam hingga Allah SWT memberikan pertolongan dan kemenangan kepada mereka sehinga seluruh jazirah Arab tunduk di bawah panji-panji kalimat tauhid, dan azan bergema di seluruh Jazirah, bahkan pada masa Khalifah Umar bin Khaththab, Persia runtuh semua melebur bersama kaum muslimin, dan Heraklius dan bala tentaranya meninggalkan wilayah Syam dan sekitarnya lari ke Konstantinopel di Turki. 

Oleh karena itu, semoga dengan uraian prinsip-prinsip pendirian jamaah masjid di atas dan fakta sejarah keberhasilan kaum muslimin angkatan pertama berjihad menaklukkan dunia dengan kesatuan jamaah mereka yang dibangun dari masjid, maka insyaallah umat ini akan bangkit meraih kejayaannya kembali. Allah SWT berfirman:

Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama Dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. dan mereka Itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.
(QS. At Taubah 88)

Baarakallahu lii walakum

sumber Suara-islam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar